Minggu, 05 Juli 2015

KELARUTAN, INEKSI DAN TONISITAS

Kelarutan
Kelarutan yaitu kemampuan suatu zat untuk dapat larut dalam suatu zat pelarut(homogen)
Mekanisme pelarutan senyawa kimia ada dua yaitu:
            Pemutusan ikatan, yaitu merupakan suatu proses dimana terjadi tahap perpindahan suatu molekul dari zat telarut untuk dapat melewati wujud uap harus dipecah ikatan antara molekul yang berdekatan. Tahap kedua selanjutnya membentuk lubang dalam pelarut untuk menerima molekul zat terlarut atau dengan kata lainnya adanya interaksi antara molekul denga pelarut. Tahap ketiga, selanjutnya terjadi penutupan rongga dan kembali terjadi penurunan energi potensial
Interaksi Ion-Dipol dan dipol-Dipol ,dimana adanya perbedaan keelektronegatifan  atom C dengan atom lain yang akan membentuk yang namanya dipol atau yang mampu membentuk ikatan dengan dipol lain dengan daerah kerapatan elektron yang tinggi atau rendah
Derajat ionisasi,yaitu jumlah obat yang terionisasi ketika dilarutkan dalam air
Adapun beberapa faktor penentu ionisasi yaitu:
Sifat asam-basa obat : asam lemah atau basa lemah
            (sebagian besar obat adalah asam lemah atau basa lemah)
Sifat asam-basa cairan solven (pelarut)-nya : asam atau basa
            (obat yang bersifat asam lemah akan lebih terionisasi pada suasana basa, sedangkan obat yang bersifat basa lemah akan terionisasi pada suasana asam)
Molekul akan menjadi kurang bermuatan (tidak terionisasi ) jika berada pada suasana pH yang sama, dan akan lebih bermuatan jika berada di pH yang berbeda
 Semakin bermuatan, suatu molekul akan semakin sulit menembus membran
 Semakin kurang bermuatan, suatu molekul akan lebih mudah menembus membran
Distribusi - ikatan depot yaitu merupakan suatu ikatan dengan bagian yang tidak aktif
Senyawa memiliki kelarutan yang rendah dalam cairan cerna dipengaruhi oleh sifat fisika kimia, ph, ukuran partikel dan sifat organ sistem pencernaan
Senyawa obat 75% bersifat basa lemah, 20% asam lemah dan 5% non-ionik yang sukar larut dalam air, didalam lambung yang asam, akan terurai dalam bentuk ion dan tidak dapat diabsorbsi
Jika kelarutan terlalu rendah dapat dilakukan:
produk (obat) kelarutannya rendah maka pilih bentuk garamnya, efek ion, esterifikasi dapat memperkecil kelarutan dan mencegah terurainya obat dalam suasana asam lambung, perubahan sifat fisik zat aktif , bentuk senyawa solvat dan hidrat, larutan padat, pKa proses pelarutan (bentuk molekul) pada berbagai pH untuk mengetahui  apakah terjadi peruraian (bentuk ion) pada suasana asam, ukuran partikel, disolusi secara in vitro terhadap zat murni dan higrofisitas
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kelarutan yaitu:
Pendekatan, sintesis bentuk garam, pengecilan ukuran partikel, pembentukan komplek, perubahan bentuk fisik, dispersi padat, pengeringan semprot dan lain-lain
Proses obat dalam saluran cerna yaitu ketika bentuk sediaan yang diberikan peroral mula mula mengalami disintegrasi dalam lambung (tablet,kapsul), suspensi, dan solutio langsung bercampur dengan cairan lambung . Zat aktif terlepas dari bentuk sediaan, masuk kedalam cairan lambung. Lalu terjadi pelarutan (disolusi). Obat terlarut yang bersifat asam lemah akan melewati sel sel lambung masuk kedalam pembuluh darah. Zat aktif basa lemah sedikit terserap dalam lambung, dia masuk kedalam usus dan diserap dalam usus. Sel lambung dan usus atau sel sel lain seluruh tubuh dibungkus oleh membran sel, dan zat aktif atau molekul obat harus menyeberangi (melintasi) membran sel agar dapat masuk kedalam plasma sel kemudian keluar untuk terdistribusi ke seluruh tubuh
Ph lambung (1-3) asam dan ph usus (>6) relatif basa
Molekul obat terdapat dalam tiga bentuk yaitu elektrolit kuat, non elektrolit dan elektrolit lemah.
Absorpsi Obat di Usus Halus Lebih Efektif karena :
sifat fisikokimia obat dan pH lingkungan yang sesuai, keberadaan carrier dalam mukosa intestinal yang sangat berperan untuk proses transport aktif dan transport dipermudah, luas permukaan yang lebih besar karena terrdapat jonjot usus dan mikro villi
Efek pH gastrik pada lambung pada absorpsi obat yaitu pada kelarutan, absorpsi obat dalam perut melalui membran yang bersifat lipid, agar dapat menembus membran dan terabsorpsi maka obat tersebut harus dapat larut dalam lipid. pH mempengaruhi derajat ionisasi. pada stabilitas obat, obat dapat mengalami kerusakan akibat faktor pH, karena pH dapat menyebabkan kerusakan obat karena bersifat sebagai katalisator. sebagai contoh eritromisin yang dalam media asam (seperti di dalam lambung) akan terdekomposisi lebih cepat.

Injeksi dan Tonisitas
Injeksi merupakan sediaan steril dengan tempat pemberian injeksi yaitu intradermal, intramuscular, subkutan, intravena, dan injeksi lain (volume kecil); intravena dan subkutan (volume besar)
Untuk penggunaan dosis tunggal seperti ampul tidak menggunakan pengawet dan untuk penggunaan dosis seperti vial ganda menggunakan pengawet. Dan apabila bervolume besar seperti infuse tidak menggunakan pengawet
            Tonisitas yaitu penyesuaian dengan tekanan osmotik cairan dalam tubuh, contohnya NaCl yaitu 0,9 %
            Hipertonis yaitu keadaan dimana jumlah tekanan yang berlebih diluar sel. Ini dapat menyebabkan pengkerutan pada sel
            Hipotonis yaitu keadaan dimana tekanan didalam sel lebih besar. Hal ini akan menyebabkan lisis akibat tekanan yang lebih besar dari dalam sel yang mendesak
            Rumus perhitungan tonisitas yaitu berdasarkan penurunan ttitik beku yaitu:
            Gr zat terlarut  =          Ptb.Mr
                                                  Ktb.i

Sediaan hidung
Kenapa tetes hidung dikatakan sediaan steril karena tetes hidung biasanya digunakan juga atau digolongkan sebagai obat tetes mata
Hidung mempunyai tugas menyaring udara dari segala macam debu yang masuk ke dalam melalui hidung, dengan mekanisme yaitu mukosa hidung tertutup oleh suatu lapisan yang disebut epitel. Sel-sel rambut getar ini mengeluarkan lendir yang tersebar rata sehingga merupakan suatu lapisan tipis yang melapisi mukosa hidung dimana debu dan bakteri ditahan dan melekat. Maka segala sesuatu yang masuk (khususnya obat) ke dalam hidung secara sengaja tidak boleh menghalangi fungsi dari rambut getar.

Tetes telinga menggunakan minyak mineral karena. Karena jika menggunakan minyak nabati akan menjadi sumber nutrisi mikroorganisme

Dan rute pemberian lain biasanya menggunakan pembawa minyak nabati, misalnya pada kulit yaitu intravena 

1 komentar: